Penyakit Mastitis pada peternakan sapi perah merupakan masalah utama yang sangat merugikan peternakan karena dapat menurunkan produksi susu dalam jumlah besar dan pengobatan terhadap penyakit ini sulit serta memerlukan biaya besar
Untuk mengetahui adanya mastitis dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisis kelenjar susu secara inspeksi atau palpasi. Untuk pemeriksaan fisis terhadap susu digunakan metode strip cup test, white side test, California mastitis test, winconsin mastitis test, uji katalase.
Sapi yang menunjukkan awal gejala klinis harus dilakukan pemeriksaan sample susu untuk dilakukan isolasi agen. Media Enriched digunakan mengisolasi mycoplasma.
Specimen harus berada dalam keadaan dingin atau beku sampai 2 minggu sebelum sampai di Lab. Sampel susu kemudian diletakkan pada cawan yang mengandung media untuk mycoplasma dan di inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam, beberapa spesies mycoplasma membutuhkan masa inkubasi 6-7 hari untuk melihat pertumbuhan koloninya.
Diagnosa lain yang dapat membantu adalah pemeriksaan susu pada tempat penampungan susu secara rutin; hal ini akan menolong untuk mengetahui awal infeksi. Jika biakkan positif, tiap sapi dapat dilakukan pemeriksaan susu untuk mengetahu adanya mycoplasma mastitis. Isolasi atau pembiakan dapat untuk menduga kasus kejadian ini. Bagaimanapu juga untuk mengindentifikasi mycoplasma dibutuhkan uji-uji yang lainya. Karena Mycoplasma bovis merupakan kuman pathogen dan sering menyebabkan mastitis, sangatlah penting untuk mengetahui karakternya, sehingga dapat dilakukan pencegahan untuk mengurangi penyebaran dari sapi ke sapi
Metode yang lain adalah dengan menghitung jumlah sel leukosit. Leukosit merupakan bagian penting dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit. Jumlah leukosit akan bertambah banyak jika ada bakteri pathogen didalam ambing. Jika konsentrasi leukosit dibawah 200.000 per ml susu dengan prosentase sel polimorfonuklearnya 0-24%, susu dianggap sehat dan bebas Mastitis.
Akan lebih baik jika dilakukan pendeteksian Mastitis secara dini, untuk memperkecil resiko terjadinya mastitis. Deteksi dini ini dapat dilakukan dengan menggunakan CMT (Callifornia Mastitis Test). Dengan Uji CMT, 1-3 hari setelah infeksi hasilnya masih negatif, baru pada pada hari 3-7, hasilnya positif.
Reagen CMT sulit didapat dan mahal harganya. Alternatip lain yang murah, mudah dan langsung didapatkan di lapangan adalah dengan menggunakan deterjen. Sebagian besar Deterjen mengandung “surface active agen” yang membantu menaikkan kebasaan, penyerapan penetrasi, pengemulsi, dan daya bersih atau pembersih, serta pada kondisi tertentu dapat melarutkan substansia yang tidak larut.
Deterjen juga mengandung alkyl aryl sulfonat yang merupakan bahan kimia yang terdapat dalam reagen “Scalm Mastitis Test” dan mengandung pH indicator. Alkyl aryl sulfonat mempunyai sensitivitas yang besar pada pH susu. Pada susu yang terkena mastitis, akan terjadi penambahan jumlah leukosit sehingga pHnya lebih alkalis. Jika ditambahkan suatu zat aktif muka, misalnya alkyl aryl sulfonat (yang juga terdapat pada deterjen) maka akan bereaksi dengan sel-sel somatic susu, termasuk leukosit, akibatnya terjadi kenaikan konsentrasi susu menjadi lebih viscous (kental) dan menjadi gel.
Hasil penelitian Rahmawati (2008), menunjukkan bahwa deterjen Wings, Bukrim, Sunlight, Rinso, Surf dan Attack dapat digunakan untuk mendeteksi adanya mastitis subklinis pada sapi perah. Jenis deterjen cream yaitu Wings, Bukrim dan cair yaitu Sunlight lebih efektif dari bentuk deterjen serbuk yaitu Rinso, Surf dan Attack. Keefektifan deterjen juga tergantung pada konsentrasi deterjen.
Penggunaan deterjen mulai konsentrasi 4 % sampai 40 % pada deterjen Wings dan Bukrim, Sunlight pada konsentrasi 5 % sampai 40 %, Rinso dan Surf pada konsentrasi 5 % sampai 34 % dan Attack pada konsentrasi 5 % sampai 32 % dapat digunakan untuk pereaksi guna mendeteksi mastitis pada sapi perah. Konsentrasi deterjen terbaik adalah 30 % dan secara visual penggunaan deterjen Wings, Bukrim dan Sunlight lebih baik, mudah dan hasil reaksinya dapat diketahui dengan cepat untuk mendeteksi kejadian mastitis pada sapi perah.
sumber:duniasapi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar